Akhirnya tiba waktunya istri saya untuk mulai radiasi. Untuk persiapan
radiasi istri saya dibuatkan topeng. Topeng ini dimaksudkan supaya istri
saya tidak dapat bergerak ketika diradiasi. Topeng ini awal nya terbuat dari bahan yang lunak. Kemudian dicetakkan ke muka dan leher istri saya. Kemudian
mengeras. Bentuk nya seperti topi pemain anggar.
Kemudian
istri saya di-tatoo di leher dan di dada. Masing-masing 1 titik. Katanya
sebagai penanda saat di-radiasi jadi posisi badan bisa dipastikan tidak
berubah.
Akhirnya
istri saya mulai diradiasi. Minggu pertama lewat dengan baik. Tiap hari
istri saya minum manuka honey dan minum cooling water seperti barley
atau chrysantemum tea.
Mulai
masuk minggu kedua istri saya mulai kehilangan pengecap rasa. Semua
makanan berasa seperti makan karet. Hal ini sangat berat buat istri
saya. Ditambah rasa mual karena chemo. Makin susah saya mendorong istri saya
untuk tetap makan. Dokter gizi menyarankan istri saya minum suplemen
susu ensure. Tapi istri saya tidak suka susu. Akhir nya diganti dengan
suplemen dengan merk "resource".
Istri saya
juga tidak bisa masak lagi. Begitu mencium bau masakan sudah membuat dia
mual. Puji Tuhan ada istri pendeta yang memasak untuk kami. Keberadaan
pendeta, penginjil dan istri pendeta sangat menguatkan kami melewati
badai ini. Saya mencoba mencari makanan yang sehat dan tidak mengandung
MSG di Singapore. Ternyata susah cari stall yang tidak pakai MSG. Kaget saya
ternyata sama saja seperti di Indonesia! Cuma mungkin mereka tidak pakai
sebanyak di Indonesia hahaha.
Istri
saya juga kadang-kadang ingin makan makanan yang aneh-aneh seperti roasted pork atau pork
knuckle. Untuk masa itu saya sudah tutup mata apa pun yang istri saya mau asal
dia bisa makan sudah bagus. Istri saya akan saya pantang makanan setelah lewat masa pengobatan. Tapi setelah saya belikan roasted pork, istri saya tidak mau makan roasted pork tersebut. Tidak enak karena terasa hambar.
Kenapa saya tutup mata untuk saat ini. Ini artikel yang saya baca dan menurut saya betul :
https://www.healthxchange.sg/cancer/nose-cancer/food-related-issues-radiotherapy-treatment-rt-post-recovery
Masuk
minggu ketiga ada masalah baru. Istri saya leher dan mulut nya sudah
mengering karena radiasi. Istri saya makin tidak suka makan. Berat badannya sudah turun
sekitar 5 kg. Leher yang mengering itu kemudian menjadi luka yang
bernanah di kedua sisi leher nya. Sangat perih dan susah tidur karena
luka di kiri dan kanan.
Melihat kondisi seperti itu. Saya coba email ke dokter Ivan. Dokter Ivan langsung balas supaya besok pagi untuk ketemu dia sebelum radiasi.
Pagi hari ketika kami datang ke hospital dan melakukan registrasi, tak lama Dr. Ivan keluar
menemui kami. Nurse sampai kaget. Mungkin jarang dokter sengaja
keluar menemui pasien di sana. Dr Ivan memang dokter yang baik. Istri saya dikasih obat untuk luka di leher dan perban untuk menutup luka.
Obat yang diberikan oleh Dr. Ivan :
Setelah satu minggu kondisi membaik :
Obat yang diberikan oleh Dr. Ivan :
Setelah satu minggu kondisi membaik :
Yang
menambah kesukaran bagi istri saya adalah chemo yang dilakukan tiap minggu. Jika dulu sebelum pengobatan radiasi istri
saya mendapat chemo setiap 3 minggu 1 kali. 2 minggu setelah chemo dia merasa
mual. Seminggu kemudian tidak mual lagi. Jadi ada istirahat 1 minggu.
Sekarang saat pengobatan radiasi yang digabung dengan chemo, istri saya setiap minggu harus chemo. Jadi efek chemo nya terus dirasakan oleh istri saya.
Sekarang saat pengobatan radiasi yang digabung dengan chemo, istri saya setiap minggu harus chemo. Jadi efek chemo nya terus dirasakan oleh istri saya.
Total
radiasi dan chemo itu berjalan 5 minggu. Karena harus melewati akhir tahun, ada
libur Natal dan tahun baru. Jadi minggu keempat dan kelima diradiasi 4
hari saja. Lumayan jadi ada libur agak lama untuk istri saya.
Untung sekarang bisa video call dengan anak-anak tiap hari. Jadi ada hiburan buat istri saya melihat dan berbicara dengan anak-anak.
Pernah
waktu pengobatan chemo di ruang sebelah ada artis dari Indonesia yang chemo juga. Dia
kena kanker servix kalau saya tidak salah. Sempat ngobrol dengan dia, ternyata dia ramah dan baik.
Minggu
keempat dan kelima sangat berat. Istri saya semakin lemah. Dia
tidak bisa makan. Mulut nya makin berasa sakit. Sekarang dia hanya bisa makan bubur saja, itu pun harus betul-betul lembut.
Tanggal 30 Desember adalah
hari terakhir istri saya chemo. Kami sangat lega. Tepat pada saat tahun baru
proses chemo selesai. Masih terdapat radiasi yang harus dijalani. Karena sekarang istri saya makin lemah
untuk bolak balik tiap hari ke rumah sakit, jadi kami harus menggunakan
taxi. Untung apartemen ke rumah sakit tidak jauh sehingga biaya taxi tidak
begitu mahal.
Akhir nya tanggal 9 Januari adalah
hari terakhir istri saya diradiasi. Kami bersyukur kepada Tuhan
akhirnya perjuangan kami selesai. Tuhan tolong kami melewati semua ini.
Kami
bertemu dengan dokter radiasi dan THT. Dokter THT endoskopi hidung istri saya dan bilang sudah bersih. Kami sangat gembira. Para
dokter menjadwalkan bulan April kami harus kembali ke Singapore untuk MRI
ulang.
Beberapa hari
kemudian istri saya ulang tahun. Puji Tuhan istri saya bisa merayakan
ulang tahun dengan sehat dan perawatan sudah tuntas.
Kami pun pulang ke Indonesia bertemu kembali dengan anak-anak kami. Anak kami yang paling kecil yang berumur 2 tahun sampai tidak mengenali kepada kami. Padahal hanya ditinggal 2 bulan.
Dokter hanya memberi multi vitamin untuk dibawa pulang. Istri saya
memutuskan untuk melanjutkan konsultasi ke Dr Eko Wahyuni dengan
pengobatan kunyit putih nya.
No comments:
Post a Comment