Saturday, January 17, 2015

Radiasi dan chemo

Akhirnya tiba waktunya istri saya untuk mulai radiasi. Untuk persiapan radiasi istri saya dibuatkan topeng. Topeng ini dimaksudkan supaya istri saya tidak dapat bergerak ketika diradiasi. Topeng ini awal nya terbuat dari bahan yang lunak. Kemudian dicetakkan ke muka dan leher istri saya. Kemudian mengeras. Bentuk nya seperti topi pemain anggar.





Kemudian istri saya di-tatoo di leher dan di dada. Masing-masing 1 titik. Katanya sebagai penanda saat di-radiasi jadi posisi badan bisa dipastikan tidak berubah.

Akhirnya istri saya mulai diradiasi. Minggu pertama lewat dengan baik. Tiap hari istri saya minum manuka honey dan minum cooling water seperti barley atau chrysantemum tea. 

Mulai masuk minggu kedua istri saya mulai kehilangan pengecap rasa. Semua makanan berasa seperti makan karet. Hal ini sangat berat buat istri saya. Ditambah rasa mual karena chemo. Makin susah saya mendorong istri saya untuk tetap makan. Dokter gizi menyarankan istri saya minum suplemen susu ensure. Tapi istri saya tidak suka susu. Akhir nya diganti dengan suplemen dengan merk "resource".

Istri saya juga tidak bisa masak lagi. Begitu mencium bau masakan sudah membuat dia mual. Puji Tuhan ada istri pendeta yang memasak untuk kami. Keberadaan pendeta, penginjil dan istri pendeta sangat menguatkan kami melewati badai ini. Saya mencoba mencari makanan yang sehat dan tidak mengandung MSG di Singapore. Ternyata susah cari stall yang tidak pakai MSG. Kaget saya ternyata sama saja seperti di Indonesia! Cuma mungkin mereka tidak pakai sebanyak di Indonesia hahaha.

Istri saya juga kadang-kadang ingin makan makanan yang aneh-aneh seperti roasted pork atau pork knuckle. Untuk masa itu saya sudah tutup mata apa pun yang istri saya mau asal dia bisa makan sudah bagus. Istri saya akan saya pantang makanan setelah lewat masa pengobatan. Tapi setelah saya belikan roasted pork, istri saya tidak mau makan roasted pork tersebut. Tidak enak karena terasa hambar.

Kenapa saya tutup mata untuk saat ini. Ini artikel yang saya baca dan menurut saya betul :

https://www.healthxchange.sg/cancer/nose-cancer/food-related-issues-radiotherapy-treatment-rt-post-recovery


Masuk minggu ketiga ada masalah baru. Istri saya leher dan mulut nya sudah mengering karena radiasi. Istri saya makin tidak suka makan. Berat badannya sudah turun sekitar 5 kg. Leher yang mengering itu kemudian menjadi luka yang bernanah di kedua sisi leher nya. Sangat perih dan susah tidur karena luka di kiri dan kanan.



Melihat kondisi seperti itu. Saya coba email ke dokter Ivan. Dokter Ivan langsung balas supaya besok pagi untuk ketemu dia sebelum radiasi.

Pagi hari ketika kami datang ke hospital dan melakukan registrasi, tak lama Dr. Ivan keluar menemui kami. Nurse sampai kaget. Mungkin jarang dokter sengaja keluar menemui pasien di sana. Dr Ivan memang dokter yang baik. Istri saya dikasih obat untuk luka di leher dan perban untuk menutup luka.

Obat yang diberikan oleh Dr. Ivan :


Setelah satu minggu kondisi membaik :

Yang menambah kesukaran bagi istri saya adalah chemo yang dilakukan tiap minggu. Jika dulu sebelum pengobatan radiasi istri saya mendapat chemo setiap 3 minggu 1 kali. 2 minggu setelah chemo dia merasa mual. Seminggu kemudian tidak mual lagi. Jadi ada istirahat 1 minggu.

Sekarang saat pengobatan radiasi yang digabung dengan chemo, istri saya setiap minggu harus chemo. Jadi efek chemo nya terus dirasakan oleh istri saya.

Total radiasi dan chemo itu berjalan 5 minggu. Karena harus melewati akhir tahun, ada libur Natal dan tahun baru. Jadi minggu keempat dan kelima diradiasi 4 hari saja. Lumayan jadi ada libur agak lama untuk istri saya.

Untung sekarang bisa video call dengan anak-anak tiap hari. Jadi ada hiburan buat istri saya melihat dan berbicara dengan anak-anak. 

Pernah waktu pengobatan chemo di ruang sebelah ada artis dari Indonesia yang chemo juga. Dia kena kanker servix kalau saya tidak salah. Sempat ngobrol dengan dia, ternyata dia  ramah dan baik. 

Minggu keempat dan kelima sangat berat. Istri saya semakin lemah. Dia tidak bisa makan. Mulut nya makin berasa sakit. Sekarang dia hanya bisa makan bubur saja, itu pun harus betul-betul lembut. 

Tanggal 30 Desember adalah hari terakhir istri saya chemo. Kami sangat lega. Tepat pada saat tahun baru proses chemo selesai. Masih terdapat radiasi yang harus dijalani. Karena sekarang istri saya makin lemah untuk bolak balik tiap hari ke rumah sakit, jadi kami harus menggunakan taxi. Untung apartemen ke rumah sakit tidak jauh sehingga biaya taxi tidak begitu mahal.

Akhir nya tanggal 9 Januari adalah hari terakhir istri saya diradiasi. Kami bersyukur kepada Tuhan akhirnya perjuangan kami selesai. Tuhan tolong kami melewati semua ini. 

Kami bertemu dengan dokter radiasi dan THT. Dokter THT endoskopi hidung istri saya dan bilang sudah bersih. Kami sangat gembira. Para dokter menjadwalkan bulan April kami harus kembali ke Singapore untuk MRI ulang. 

Beberapa hari kemudian istri saya ulang tahun. Puji Tuhan istri saya bisa merayakan ulang tahun dengan sehat dan perawatan sudah tuntas.

Kami pun pulang ke Indonesia bertemu kembali dengan anak-anak kami. Anak kami yang paling kecil yang berumur 2 tahun sampai tidak mengenali kepada kami. Padahal hanya ditinggal 2 bulan. 

Dokter hanya memberi multi vitamin untuk dibawa pulang. Istri saya memutuskan untuk melanjutkan konsultasi ke Dr Eko Wahyuni dengan pengobatan kunyit putih nya.