Tujuan saya menulis Blog ini supaya dapat berbagi pengalaman dan membantu orang lain
Istri
saya mengeluh seperti ada air di telinga kiri. Kami coba berobat
ke dokter THT yang katanya paling terkenal di Bandung.
Saat itu diagnosa
dokter adalah karena istri saya berenang walau dia sedang sakit pilek. Maka ada cairan dari hidung
yang masuk ke belakang gendang telinga. Kemudian
gendang telinga istri saya disuntik. Cairan yang berada di belakang gendang telinga disedot.
Istri
saya merasa lebih baik setelah disedot. Tapi kembali merasa tidak enak di
kuping nya setelah beberapa hari. Jadi kami kembali berobat ke dokter tersebut.
Dokter kembali melakukan tindakan tersebut dan memberi anti biotik.
Istri saya berobat bolak balik ke dokter itu sampai 6x. Kemudian istri saya mengeluh sakit di pipi kiri dekat telinga. Dokter terlalu sibuk karena pasien banyak dan praktek sampai subuh. Sehingga dokter kurang perhatian.
Karena
tidak ada kemajuan dan kami rasa dokter nya kurang perhatian kami coba
berobat ke profesor spesialis THT lain di Bandung. Ternyata sama hanya
dikasih obat flu dan anti biotik.
Setelah berobat 2x
ke profesor ini kami coba ke salah satu rumah sakit besar di Bandung. Kata
teman saya ada dokter THT bagus di sana. Tapi ternyata tindakan yang
diberikan sama saja hanya obat dan anti biotik.
Karena
bolak balik ke dokter ini juga tidak sembuh perawat jaga bilang supaya
coba ke dokter X karena dia adalah kepala bagian THT di rumah sakit
tersebut.
Dokter kepala
ini menganjurkan istri saya untuk rontgen kepala karena sakit di pipi.
Dokter juga memberikan obat flu dan obat semprot untuk hidung.
Setelah
hasil rontgen keluar istri saya dianjurkan konsultasi ke dokter
spesialis rahang. Karena dokter THT tersebut tidak bisa baca hasil
rontgen. Aduh apa pula ini minta di-rontgen tapi tidak bisa baca hasilnya.
Akhirnya kami konsultasi
ke dokter spesialis rahang. Analisa dokter pipi istri
saya sakit karena gigi istri saya ada yg dicabut sehingga proses
mengunyah tidak sempurna sehingga engsel pipi jadi bergeser. Disarankan untuk
pasang gigi palsu, harganya juga mahal.
Saya tidak mengerti bagaimana mungkin istri saya yang awal nya sakit di kuping tapi harus pasang gigi palsu?
Teman istri saya anjurkan ke Prof Helmi di Salemba. Katanya ini
dokter bagus. Karena merasa di Bandung tidak ada hasil kami coba ke
Jakarta ke Prof Helmi.
Tanpa
prasangka apa-apa kami berangkat ke Jakarta. Setelah mendengar riwayat
berobat istri saya Prof langsung melakukan endoskopi dan menemukan ada
benjolan besar di belakang hidung istri saya. Prof Helmi bilang supaya segera
diambil tindakan biopsi dan pasang eartube di telinga istri saya supaya
cairan nya keluar.
Kami
bingung dan shock saat itu karena tidak mengerti apa itu semua dan biaya
nya juga mahal. Saat itu karena ingin istri saya cepat sembuh saya
setujui tindakan yang Prof Helmi tersebut anjurkan.
Setelah
operasi dokter bilang harus tunggu hasil dan bilang semoga diagnosa dia
salah. Semoga hanya tumor jinak. Perasaan kami sudah campur aduk saat
itu.
Minggu sampai Kamis kami
berdoa supaya hasil test nya baik. Waktu Kamis saya telepon Prof Helmi.
Ternyata Tuhan berkehendak lain. Dia ijinkan istri saya terkena kanker
Nasofaring. Dunia secara runtuh mendengar vonis tersebut. Kami hanya
bisa berdoa supaya Tuhan menyertai kami dan menyembuhkan istri saya.
Penampakan hasil biopsi :
Kami
bertanya ke family dan teman-teman, kemana kami harus berobat. Kami
diberitahu untuk kanker nasofaring yang bagus itu Singapore atau
Hongkong. Karena Hongkong jauh dan kata nya biaya pengobatan lebih mahal maka
kami pilih ke Singapore.
Kenapa
tidak berobat di Indonesia? Terus terang saya kecewa dengan dokter di
Bandung. Istri saya terlambat diagnosa di Bandung. Diagnosa aneh-aneh seperti
pasang gigi palsu. Juga keluarga besar menyarankan berobat ke Singapore.
Jujur secara ekonomi berat untuk berobat ke sana. Tapi saya ingin
pengobatan terbaik untuk istri saya.
Saya
tidak bermaksud mendiskreditkan dokter atau rumah sakit di Bandung.
Saya tidak menyebutkan nama di sini. Saya membuat blog ini tujuannya
berbagi kepada pembaca semua pengalaman pengobatan istri saya dan semoga
menjadi berkat bagi pembaca
Demikian perjalanan awal waktu istri saya terdiagnosa kena nasofaring carcinoma.
4 comments:
Selamat Siang Pak,
pernah ke dokter Prof. Taufik Basorie?
Saya dari taun 2007 sakit yang katanya dokter di RS. Karyadi Semarang adalah sinusitis. Obat yang diberikan oleh dr. di karyadi itu saya minum sampai 3 tahun. sembuh, lalu kumat lagi. setelah beberapa aktu saya minum obat itu lagi namun gak berefek pada kesembuhan saya. akhirnya saya hentikan takut kecanduan. Di bandung saya coba ke Dr. zainal namun obat yang diberikan membuat saya merasa kedinginan yang sangat hampir 1 hari kalau saya minum obat itu. akhirnya saya hentikan juga. berikutnya saya mau ke dr. fik basorie di depan taman lalu lintas, namun cari informasi dulu bagaimana kinerja dokter ini? hubungi saya jika bapak pernah ke dokter tersebut 085 640 785 347
Selamat siang Pak. Maaf saya tidak bisa menyebutkan nama dokter2 yang tidak bisa menemukan penyakit istri saya di Bandung. Tetapi kami sudah mencoba dokter2 THT di Bandung yang katanya bagus. Bapak bisa coba ke Prof Helmi di RS Salemba.
Bagaimana kondisi istrinya skrg pak ? Istri saya kena knf juga fan sdh stadium 4 dgn leher sdh bengkak.
Salam kenal Pak Ujung.
Puji Tuhan istri saya kondisi nya baik.
Bisa komunikasi via email Pak ? email saya : npcsurvivor@gmail.com
Post a Comment