Perjalanan Mencari Dokter Untuk Istri Saya

Perjalanan Mencari Dokter Untuk Istri Saya

Setelah family dan teman-teman mendengar kalau istri saya terkena kanker, banyak dari mereka memberikan saran ke mana harus berobat. Kami mendapat informasi yang banyak, yang membuat kami bingung. Semua bermaksud membantu. Terima kasih untuk semua yang care kepada kami.

Salah satu teman istri saya memberikan informasi bahwa ada seminar tentang kanker yang diadakan oleh dokter dari Singapore. Saya coba telepon dan ternyata yang mengadakan dari perwakilan Parkway. Kami datang ke seminar yang diadakan di hotel di Jl Asia Afrika Bandung.

Seminar itu menjelaskan mengenai kanker secara umum dan terutama yang banyak diderita kaum wanita. Di sana dijelaskan mengenai pengobatan dengan chemo dan radiasi. Sekarang ada mesin radiasi baru yang namanya Tomotherapy. Mesin ini mempunyai  tingkat presisi yang lebih tinggi.

Setelah selesai mengikuti  seminar, kami diberi kesempatan bertemu dengan dokter-dokter tersebut. Mereka sangat jelas menjelaskan mengenai NPC yang diderita istri saya. Pengobatan terutama adalah radiasi. Setelah melihat kondisi fisik istri saya, mereka perkirakan antara stadium 2 atau 3. Dokter tersebut mengingatkan bahwa untuk bisa pengobatan radiasi, salah satu syarat terpenting adalah good teeth (gigi yang bagus). 

Masalah gigi ini kemudian menjadi perhatian dan masalah yang krusial waktu akhirnya kami berobat di Singapore.

Kedua dokter menyarankan supaya diperiksa MRI dan pet-scan. Tapi sebaiknya dilakukan oleh dokter di Singapore. Daripada dilakukan di Indonesia terus diulang lagi di Singapore.

Kami mendapat rujukan dari Prof Helmi supaya istri saya diperiksa CT-scan untuk memastikan stadium berapa istri saya saat itu. Saya pilih CT-scan dulu supaya sekarang istri saya berada di stadium berapa.

Saya coba mendaftar BPJS dan mencari rumah sakit di Bandung yang bisa CT-scan. Saya mendapat informasi bahwa rumah sakit yang bagus untuk CT-scan adalah Borromeus dan Sentosa.

Saya coba ke rumah sakit Sentosa, tapi rumah sakit ini tidak bisa menerima BPJS saya karena beda wilayah dan juga alat CT Scan nya sedang diperbaiki. Ouch

Saya coba ke rumah sakit Borromeus.  Tetapi dokter nya sedang seminar. Perlu waktu sampai 5 hari setelah CT-scan untuk mendapatkan hasilnya. Karena waktu itu sudah Jumat dan dokter yang bertugas membaca CT-scan juga sedang seminar. Ouch

Setelah tanya-tanya, saya dianjurkan ke Jakarta ke untuk CT-scan karena alat lebih canggih dan cepat juga hasil nya. Yaitu di rumah sakit MRCCC Siloam.

Teman saya menyarankan kami untuk mencoba berobat ke Dr Eko Wahyuni. Dr Eko praktek di Yogya dan sudah banyak menyembuhkan penderita kanker. Saya coba telepon ke Yogya, ternyata dokter tersebut praktek juga di daerah Serpong setiap 1x tiap bulan. Sabtu besok praktek. Puji Tuhan! Di hari yang sama dapat konsultasi ke Dr Eko Wahyuni dan CT-scan juga di MRCCC Siloam.

Akhirnya Sabtu kami pergi ke Jakarta dan melakukan CT-scan. Hasil nya bisa diambil besok siang kata petugas rumah sakit tersebut. Minggu pagi kami ketemu Dr Eko Wahyuni. Setelah melihat hasil biopsi, Dr Eko memberikan beberapa macam kapsul untuk istri saya minum. Menurut Dr Eko, sel carcinoma itu masa hidup nya 4 bulan. Kapsul dari dia mencegah penyebaran sel kanker dan membiarkannya mati sendiri. Karena belum tahu stage berapa maka hanya sebagian obat yang diberikan, sambil menunggu hasil scan. Dokter Eko baik dan sabar menerangkan mengenai penyakit kanker. Istri saya disarankan jangan dekat-dekat perokok, dilarang makan yang mengandung pengawet dan MSG.

Kemudian siangnya kami mengambil hasil CT-scan. Istri saya sudah berpesan supaya saya jangan membaca hasil nya. Nanti saja kalau sudah sampai di Bandung.

Sesudah sampai di Bandung kami coba baca. Kami tidak mengerti hasilnya karena banyak istilah yang tidak kami mengerti.

Istri saya tidak mau tahu dia kena stadium berapa, hanya membuat stess saja katanya. Yang penting carikan dia dokter yang bagus, dia mau sembuh.

Saya kemudian memutuskan akan membawa istri saya ke Singapore. Saya cari informasi ke rumah sakit mana sebaiknya berobat. Waktu itu ada 2 pilihan ke NUH atau SGH. Akhirnya saya pilih NUH, karena dokter di SGH yang direkomendasikan oleh agent sedang mengikuti seminar.

Hanya urusan memilih rumah sakit mana saja sudah stress. Semua saya kerjakan sendiri. Pikiran kalut, rasanya tidak ada orang yang membantu. Lelah sekali.

Jika pembaca ada yang mau konsultasi ke NUH di Bandung ada perwakilannya. Pembaca bisa kirim email ke aras.bdg@gmail.com

Jika pembaca ada yang mau konsultasi ke SGH di Bandung ada perwakilannya. Pembaca bisa kirim email ke bandung@singmedic.com